Pada zaman
dahulu disebuah desa yang kurang maju, hiduplah seorang tukang pedati bernama
Icul yang baik hati, suka menolong, rajin menabung dan tidak sombong. Suatu
hari saat ia akan pergi ke pasar menjajakan barang dagangannya, ia melewati
sebuah jembatan yang baru dibangun. Saat ia sedang asik berjalan melewati
jembatan tersebut, tiba-tiba jembatan mengeluarkan suara “kruuatak brekk!”
ternyata jembatan yang baru dibangun itu tidak kuat dan ambruk, akhirnya tukang
pedati terjatuh kesungai dan kuda beserta barang dagangannya pun hanyut ke
sungai. Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Langsung saja kita saksikan di
TKP!!
- Tukang Pedati : Susahnya mencari uang, berjalan beberapa kilo . Tak seberapa yang
ku peroleh.
Ketika si
tukang pedati melewati jembatan yang baru dibangun, tiba-tiba terdengar suara
“kruuatak ........brekk!!” , ternyata jembatan yang ia lewati tidak kuat dan akhirnya
si tukang pedati dan kuda beserta barang dagangannya hanyut ke dalam sungai.
- Tukang Pedati : whadooooooh...... barang daganganku semua hanyut kedalam sungai. aku tidak terima dengan semua ini.
Akhirnya
si tukang pedati beserta keluarganya melaporkan kepada hakim untuk mengadukan si
pembuat jalan agar diberi hukuman atas kerugian besar yang ia terima.
Permohonan keluarga si tukang pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat
Jembatan untuk diadili. Namun, si Pembuat Jembatan tidak terima . Ia
melemparkan kesalahan kepada tukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan
jembatan itu. Kemudian hakim memanggil si Tukang Kayu.
- Tukang
Kayu : Kanjeng Tuan, apa kesalahan saya
sehingga saya dipanggil ke persidangan ini...?
- Hakim : Kesalahan kamu sangat valid.
Kayu yang kamu bawa untuk jembatan itu ternyata gapuk , sehingga
menyebabkan Icul si tukang pedati beserta
kuda dan barang dagangannya jatuh ke sungai. Jadi kamu harus ganti rugi atas
kerugian yang Icul alami.
- Tukang
Kayu : Hehh.. sorry ya... maaf maaf aja, kalau itu permasalahannya ya jangan salahkan saya dong. Salah kan saja si
Penjual Kayu yang menjual kayu gapuk itu.
Hakim berfikir bahwa yang dikatakan si
Tukang Kayu benar, bahwa si Penjual Kayu lah yang menyebabkan si Tukang Kayu
membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan.
- Hakim : Hey wal (pengawal).. datangkan
dihadapanku si Penjual Kayu untuk mempertanggungjawabkan kelakuannya.
- Pengawal : Baik Kanjeng...!
Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal untuk
menghadap Hakim.
- Penjual
Kayu : Yang Mulia Hakim, apa kesalahan
saya kok dibawa ke sidang pengadilan ini...?
- Hakim : Kesalahan kamu sangat waw... karena kamu
tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukai (tukang kayu) sehingga jembatan
yang dibuatnya tidak strong dan menyebabkan Tuti (tukang pedati) kehilangan
kuda dan dagangannya dalam pedati.
- Penjual
Kayu : Kalau itu problemnya jangan
salahkan saya. Yang salah asisten saya. Dialah yang menyediakan beragam jenis
kayu untuk dijual. dialah yang salah memberi kayu yang uelik kepada si Tukai
(tukang kayu ) itu.
- Hakim : That’s right
juga penjual kayu ityu. hai wal bawa pembantyu ityu kehadapankyu!!!!!! (Wal pun
menjemput si pembantu)
Seperti hal nya orang yang
telah di panggil terlebih dahulu oleh hakim, si pembantu pun bertanya kepada
hakim perihal kesalahannya.
- Pembantu
1 : Yang Mulia Hakim nopo salahku...., tego we karo aku nyeluk aku neng pengadilan..
Sang hakim memberikan penjelasan
tentang kesalahan si pembantu yang menyebabkan si Tuti kehilangan kuda dan
dagangannya sepedati. Tetapi sayangnya si pembantu tidak secerdas tiga orang
yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga dia kowah kowoh ketika memberi
jawaban kepada sang hakim. So .. sang hakim memutuskan si pembantu dan memberi ganti rugi kepada si Tuti (tukang pedati )
- Hakim
: (sang hakim berteriak kepada pengawal ) Hay
wal.. cemplongno si pembantu pekuk ini ke penjara dan sita semua uang nya
sekarang juga .
Beberapa menit kemudian, sang hakim bertanya
kepada si pengawal
- Hakim
: Hay wal.. apakah hukuman sudah dilaksanakan???
- Pengawal
: Durung yang mulia, angel banget untuk melaksanakannya ..
- Pengawal
: Susah sangat yang mulia si pembantu badan nya sangat gempal dan gemuk, namun
penjara yang kita punya terlalu mungil untuk si pembantu, sehingga ora sedeng
dan pembantu kere itu juga tidak punya uang untuk disita.
- Hakim :
(sang hakim marah besar) Kamu tolol
banget sih… pakek dong otak kamu. Cari pembantu si jukai (Penjual kayu) yang
lain yang berbadan cuilik, cungkring koyo wong kurang gizi, tampange melas tapi
duet e akeh isoo??
- Pengawal :
Siap kerjakan Yang Mulia!
Pengawal
pun segera mencari pembantu yang berbadan cuilik menthik, cungkring dan banyak
uangnya yang sekiranya muat masuk penjara. Dan dibawa lah si pembatu itu ke
hadapan hakim.
- Pembantu 2 : Yang Mulia.. apa kesalahan
saya, saya hanya manusia cebol sehingga harus masuk ke penjara?
- Hakim : Kesalahan kamu adalah pendek,
kurus dan punya uaaaang . Sehingga pantas dan muat untuk masuk penjara.
Pembantu
itu mendadak kowah kowoh setelah mendengar penjelasan hakim yang kurang logis
tersebut. Akhirnya si pembantu yang berbadan cebol, cungkring dan punya uang
itu dimasukkan kedalam penjara dan uangnya pun disita.
- Hakim : Audion sadaya.. bagaimanakah menurut
pandangan kalian semua. Apakah peradilan ini sudah adil?
- Masyarakat
: Sampuuun…!!!
Lantas apa yang ada di benak anda setelah membaca cerita diatas?????